SEL PROKARIOTIK DAN SEL EUKARIOTIK
MAKALAH
MIKROBIOLOGI
PANGAN
Disusun
Oleh :
Clara Fellycia A. (2016340109)
JURUSAN
TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS
SAHID JAKARTA
2017
Sel
Prokariotik dan Sel Eukariotik
1.
Pengertian
Sel
Sel adalah unit struktural dan fungsional
terkecil penyusun mahluk hidup.
Tubuh manusia terdiri dari beribu-ribu atau
bahkan berjuta-juta sel, begitu pula dengan tumbuhan dan hewan. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel,
karena itulah sel dapat berfungsi atau bahkan hidup sendiri asalkan
kebutuhannya terpenuhi. Bahkan semua sel
yang ada sekarang berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya. (Campbell, et.al. 2010)
Kata
sel berasal dari bahasa Latin ‘cella’ yang berarti ruangan yang kecil, dan
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli mikroskop yang meneliti struktur
gabus. Semua sel digambarkan dengan membran sel dan semua sel mempunyai
sitoplasma. Namun demikian, di luar generalisasi ini, terdapat beberapa
perbedaan diantara sel pada organisme-organisme yang berbeda. Sel dari Domain Arkhaea dan Bakteri (keduanya
adalah Prokariota) berbeda dengan organisme yang lainnya. Prokariota tidak mempunyai membran yang
menyelubungi nucleus, juga beberapa organela bermembran yang bebas. Sel dari
Domain Eukariota (Tumbuhan, Binatang, Fungi, dan Protista) memiliki nucleus
yang sebenarnya (dengan membran ganda) yang melingkupi kromosom, dan terdapat
berbagai organela bermembran yang bebas yang ditemukan pada sitoplasma.
(Farabee, M.J Cells. 2007)
Beberapa penemuan penting yang relevan tentanh
sel adalah sebagai berikut :
1.
Penemuan mikroskop yang menyebabkan ilmuwan pertama kali melihat sel biologis.
2.
Robert Hooke pada tahun 1665 mengamati gabus di bawah mikroskop dan menguraikan
apa yang disebutnya sel gabus.
3.
Anton van Leeuwenhoek menamakan organism sel tunggal yang dilihatnya di bawah mikroskop
dengan ‘animalcules’.
4.
Matthias Jakob Schleiden, seorang botanis, pada tahun 1838 mengatakan bahwa
semua tumbuhan tersusun atas sel-sel.
5.
Theodor Schwann, seorang zoologis, pada tahun 1839 mengatakan bahwa semua hewan
tersusun atas sel.
6.
Rudolf Virchow, mengusulkan teori bahwa semua sel berasal dari sel yang
sebelumnya sudah ada.
Pada
tahun 1838, seorang botanis Matthias Jakob Schleiden dan seorang fisiologis
Theodor Schwann menemukan bahwa baik sel tumbuhan maupun hewan keduanya
memiliki nuclei. Berdasarkan pengamatan mereka, kedua ilmuwan ini membuat
hipotesis bahwa semua benda hidup tersusun atas sel. (White J.
M. 2007)
2.
Teori Sel
1. Sel merupakan unit
dasar dari struktur dan fungsi benda hidup.
2. Setiap organisme
hidup tersusun dari satu atau lebih sel.
3.
Organisme hidup terkecil adalah sel tunggal, dan sel-sel menyusun unit-unit
fungsional pada organisme multiseluler.
4.
Sel muncul dari sel yang ada sebelumnya untuk memastikan keberlanjutan hidup
melalui pembelahan seluler.
5.
Sel membawa materi genetik melalui sel-sel anakannya selama pembelahan sel.
6. Semua sel secara
mendasar memiliki komposisi kimiawi yang sama.
7.
Aliran energi (metabolisme dan biokimia) terjadi di dalam sel.
3.
Gambaran Dasar Sel
3.1. Membran Plasma
(sel)
Membran plasma adalah
batas antara sel dan lingkungannya. Membran plasma ini mengisolir sel, mengatur
apa saja yang dapat masuk dan meninggalkan sel dan memperkenankan adanya
interaksi dengan sel yang lain. Fungsi membran sel adalah sebagai barier semi
permeabel, yang menyebabkan sedikit molekul yang dapat melewatinya ketika
memagari mayoritas senyawa kimia yang dihasilkan di dalam sel. Membran plasma
tersusun dari lipid bilayer, yaitu lapisan fosfolipid dengan protein yang
menempel atau terbenam di antara lapisan tersebut (juga disebut model fluid
mosaic). Fosfolipid pada
membran sel memiliki kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor non polar
(hidrofobik). Fosfolipid-fosfolipid ini tersusun dalam barisan dengan posisi
kedua ekor saling berhadapan, sehingga daerah non polar membentuk region
hidrofobik di antara kepala
hidrofilik yang
terletak di sebelah dalam dan luar permukaan membran. Keragaman protein yang ditemukan
di antara membran bertanggung jawab untuk sebagian besar aktivitas membran. Kolesterol
merupakan komponen penting lain dari membran sel yang terbenam di dalam daerah
hidrofobik di dalam regio ekor. Sebagian besar membran sel bakteri tidak
mengandung kolesterol. Kolesterol menyebabkan fleksibilitas membran sel.
Gambar
1. Membran sel, lipid bilayer. Gambar sebelah kanan menunjukkan protein sebagai
gerbang untuk keluar masuknya molekul-molekul tertentu.
Protein, terbenam pada
lapisan dalam, meskipun lebih banyak daerah hidrofilik dari protein tersebut
‘keluar’ ke dalam interior sel sama halnya dengan luar sel. Fungsi protein ini adalah
sebagai gerbang yang akan menyebabkan molekul-molekul tertentu masuk maupun
keluar sel dengan bergerak melewati daerah terbuka dari saluran protein.
Protein integral ini kadang disebut protein gerbang. Permukaan luar dari
membran kaya akan glikolipid, yang mempunyai ekor hidrofobik yang terbenam pada
daerah hidrofobik dari membran dan kepalanya muncul ke luar sel. Mereka bersama
dengan karbohidrat terikat pada protein integral, dan berperan dalam pengenalan,
semacam sistem identifikasi seluler.
3.2. Nukleus dan Nukleoid
Gambar
2. Struktur molekul DNA
Masing-masing sel berisi
materi genetic (DNA), yang menyimpan instruksi untuk struktur dan fungsi sel.
DNA dapat ditemukan terletak di dalam membran yang membatasi nukleus (organisme
eukariotik – tumbuhan, binatang, protista dan fungi) atau secara sederhana
terkonsentrasi pada suatu daerah pada sitoplasma yang disebut nucleoid (organisme
prokariotik – Eubakteria dan Arkhaebakteria).
3.3.
Sitoplasma
Sitoplasma
meliputi cairan matriks (disebut sitosol) yang terletak pada membran plasma di
mana segala sesuatu yang lain, seperti membran internal, partikel, dan struktur
yang diselubungi membran, yang disebut organela, terletak.
4.
Ciri-ciri Sel Prokariotik
1.
Biasanya
relatif kecil dan sederhana
2.
Mempunyai
ciri-ciri eksternal
3.
Batasnya
adalah membran plasma
4.
Dapat
memiliki bungkus yang disebut mesosom
5.
Dinding
yang kaku yang tersusun dari senyawa yang unik, yang ditemukan hanya pada dinding
Prokariotik yang disebut peptidoglikan (dan tidak ada pada Archaebacteria)
6.
Dapat
mensekresi sarung pelindung atau kapsul untuk perlindungan
7.
Dapat
memiliki struktur motil yang disebut flagella, tetapi mereka berbeda dari
flagella yang terdapat pada Eukariotik, atau proyeksi yang sangat kecil yang
disebut fili, yang membantu pengikatan bakteri pada permukaan.
8.
Interior
sel Prokariotik berbeda
9.
Molekul
DNA tunggal (sirkuler), terkonsentrasi pada suatu daerah di sitoplasma yang disebut
nukleoid. DNA tidak dikelilingi oleh protein. Bakteri mungkin memiliki lebih
dari satu kopi dari molekul DNA
10.
Bisa
mempunyai plasmid, fragmen DNA independen yang membawa potongan khusus dari
informasi genetic. Plasmid dapat ditransmisikan dari satu bakteri ke yang
lainnya atau dari lingkungan ke bakteri. Plasmid penting dalam penelitian DNA
rekombinan.
11.
Ribosom,
tersusun dari RNA dan protein, densitasnya 70S
12.
Tidak
mempunyai struktur internal yang dikelilingi membran (organela)
- Ciri-ciri
Sel Eukariotik
1. Sel
Eukariotik punya suatu sistem struktur internal yang dikelilingi membran, yang disebut
organela.
2. Nukleus
dikelilingi selubung nuclear (eukariotik berarti nukleus yang sebenarnya).
3. Mempunyai
sitoplasma sitosol di mana organela-organela khusus terletak.
4. Mempunyai
efisiensi yang lebih besar untuk aktivitas sel.
5. Organela-organela
secara fisika memisahkan tipe-tipe yang berbeda dari aktivitas sel pada ruangan
sitoplasma.
6. Organela
juga menyebabkan, pemisahan aktivitas sel dalam waktu.
- Perbedaan
Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Sel prokariot dan
eukariot memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan dasar utama ada
tidaknya membrane inti sel. Namun masih ada beberapa perbedaan antara keduanya
yang dapat dilihat pada table 1.6 di bawah ini:
PROKARIOT
|
EUKARIOT
|
Tidak memiliki inti yang sebenarnya, materi
inti tersebar dalam sitoplasma karena tidak mempunyai membrane inti
|
Memiliki nucleus yang sebenarnya karena materi
inti dilingkupi oleh membrane inti
|
Memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih
sedikit mengandung pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler
|
Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak
mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada protein
histon (ada histonnya)
|
Hanya memiliki kromosom tunggal
|
Memiliki kromosom lebih dari 1 (satu)
|
Tidak memiliki intron, hanya ekson
|
Memiliki intron dan ekson
|
Memiliki operon
|
Tidak memiliki operon
|
Proses transkipsi dan translasi dapat terjadi
secara simultan
|
Transkipsi terjadi di inti, dan translasi
terjadi di sitoplasma. Keduanya tidak dapat berjalan secara bersamaan.
|
Proses transkipsi terjadi lebih sederhana
|
Transkipsi lebih rumit terjadi, dikarenakan
akses RNA polymerase terhadap DNA lebih lama akibat DNA dikemas secara kompak
dengan protein histon
|
Proses regulasi sintesis protein lebih
sederhana
|
Proses regulasi sintesis proteinnya lebih
kompleks
|
Perbedaan di atas akan
dibahas lebih lanjut pada materi di bawah ini. Selain perbedaan-perbedaan di
atas, eukariot dan prokariot memiliki tipe genom yang berbeda. Dimana genom
merupakan kandungan genetic total pada set haploid kromosom.
6.1.
Genom Prokariot
Untuk
prokariot diwakili oleh sel bakteri yang memiliki kromosom tunggal, DNA atau
RNA saja. Genom prokariot merupakan material genetic yang terdapat pada
prokariot. Genom bakteri terdiri dari kromosom sirkular yang disebut nukleoid.
Di luar nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain yang lebih kecil disebut
plasmid. Pembentukan badan nukleoid terkondensasi dengan cara supercoiling dan
looping yang tersusun secara rapat. (Griswold, A. 2008)
Plasmid
ditemukan pada bakteri. Ukuran bervariasi dan bereplikasi secara otonomi
(origin of replication). Dapat ditransfer dari satu bakteri ke bakteri lainnya
ataupun pada kingdom yang berbeda. Sering digunakan sebagai vector untuk
membawa gen yang diinginkan. Gen yang dibawa oleh plasmid berguna, karena
mengkode sifat-sifat ketahanan terhadap antibiotic atau kemampuan untuk
memanfaatkan komponen kompleks seperti toluene sebagai sumber karbon. Tetapi
prokariot dapat bertahan secara efektif
tanpa plasmid. Prokariot menunjukkan keragaman dalam organisasi genom. E. coli
memiliki genom unipartite, tetapi prokariot lainnya lebih kompleks. Kromosom
bakteri bereplikasi di dalam sel dan sel membelah secara biner. Bakteri
memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa
nukleotida dan berbentuk sirkuler. (Griswold, A. 2008)
6.2. Genom Eukariotik
Genom
manusia merupakan model yang baik bagi genom eukariot secara umum. Genom nuclear
eukariotik memiliki molekul DNA linear yang terdapat di dalam kromosom. Semua
eukariot juga memiliki genom yang lebih kecil yang berbentuk sirkular yaitu
genom mitokondria. Pada tumbuhan terdapat genom lain yaitu genom kloroplas. (Griswold,
A. 2008)
Genom
eukariotik berlokasi pada beberapa kromosom. Selain itu juga terdapat genom
organel. Material kromosom disebut kromatin. Pada kromosom terdapat nukleosome
yang merupakan lilitan DNA pada molekul protein yang disebut protein histon.
Nukleosom terorganisasi ke dalam 30nm benang-benang. Benang-benang
terlipat-lipat membentuk 10.000 fold-compaction yang diperlukan untuk membentuk
kromosom eukariot di dalam nucleus. (Griswold, A. 2008)
Walaupun
struktur dasar eukariot mirip tetapi satu hal penting yang sangat berbeda
adalah ukuran genom. Genom eukariot yang terkecil berukuran kurang dari 10Mb
panjangnya. Sedangkan genom yang terbesar berukuran lebih dari 100.000 Mb.
Eukariot yang lebih sederhana seperti fungi memiliki genom yang paling kecil,
dan eukariot yang lebih tinggi seperti vertebrata dan tanaman berbunga memiliki
genom yang lebih besar. (Griswold, A. 2008)
Eukariot
juga memiliki genom mitokondria yang berbentuk sirkular. Terdapat lebih dari
satu. Ukurannya lebih kecil pada sel hewan daripada tumbuhan. Lebih dari 95%
protein mitokondria dikode di genom nuklear. Selain itu juga eukariot memiliki
genom kloroplas dimana banyak protein kloroplas dikode di nucleus. (Griswold,
A. 2008)
6.3. Transkripsi dan Translansi
Pada Prokariot dan Eukariot
Perbedaan
yang sangat signifikan lainnya adalah mengenai proses transkipsi dan translasi.
Transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA menjadi urutan basa
molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses sintesis RNA
menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya. (Cambell.
2009)
Sedangkan translasi
adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.
(Yuwono, Triwibowo. 2011)
Pada
prokariot proses transkipsi dan translasi dapat terjadi secara simultan dan
berlangsung sederhana sedangkan pada eukariot transkipsi terjadi di inti dan
translasi terjadi di sitoplasma, karena keduanya tidak dapat berjalan secara
bersamaan. Proses transkipsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polymerase
terhadap DNA lebih lama akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon.
- Persamaan
Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
1. Walau sel eukariotik dan prokariotik sangat berbeda
dari struktur dan bentuknya, ada beberapa struktur yang sama. Salah satunya
adalah sama – sama memiliki ribosom. Ribosom ini adalah tempat berlangsungnya
sintesis protein, dimana hasil dari sintesis protein ini sangat penting dalam
pembentukan struktur sel lainnya. Selain itu, sel prokariotik dan eukariotik
juga sama – sama memiliki membran sel, sitoplasma dan inti sel yang berisi RNA
dan DNA, walaupun dari segi struktur memang agak sedikit berbeda.
2. Informasi genetik dikode oleh DNA, dengan kode
genetik yang indentik.
3. Reaksi metabolism.
Apparatus yang sama untuk konversi energi kimiawi
Prokariot: membran plasma
Eukariot: membran mitokondria
4. Mekanisme fotosintesis yang sama
(tumbuhan-sianobakteri).
5. Mekanisme sintesa dan penyisipan protein membran.
6. Konstruksi proteosom yang sama (tumbuhan-sianobakteri).
Daftar
Pustaka
Campbell,
et.al. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
Farabee,
M.J Cells. 2007. II: Cellular
Organization. Wikibook.
White
J. M. 2007. Cell Structure and Function.
University of Virginia Health System.
Griswold, A. 2008. Genome Packaging
in Prokaryotes: the Circular Chromosome of E. coli. Nature Education.
Cambell. 2009. Biochemistry.
Canada:Thomson Brooks
Yuwono,
Triwibowo. 2011. Biologi Molekuler. Jakarta:Erlangga.
Komentar
Posting Komentar